
GOBANNEWSINDONESIA.COM – Sentilan Mendagri Tito soal Ekonomi NTB Dua Terbawah Nasional
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menghadapi tantangan serius dalam perekonomiannya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi NTB pada Triwulan I-2025 mengalami kontraksi sebesar 1,47% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (y-on-y). Penurunan ini terutama disebabkan oleh sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami kontraksi terdalam sebesar 30,14%, serta penurunan ekspor barang dan jasa sebesar 41,05% .
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyoroti rendahnya capaian pertumbuhan ekonomi NTB yang berada di posisi dua terbawah secara nasional. Dalam Rapat Koordinasi Percepatan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2025, Tito menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator utama dalam menilai apakah suatu daerah mengalami kemajuan atau justru kemunduran. Ia menyatakan, “Kalau pertumbuhan ekonominya maju berarti negara itu akan maju atau daerah itu akan maju” .
Tito juga menekankan pentingnya peran sektor swasta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Ia mengingatkan pemerintah daerah untuk menghidupkan sektor swasta dengan memberikan kemudahan perizinan dan fasilitas yang diperlukan. Langkah ini diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan, menumbuhkan perekonomian daerah, dan menambah pendapatan asli daerah (PAD) .antaranews.com
Selain itu, Tito mengingatkan bahwa memiliki anggaran yang besar tidak akan berarti jika tidak digunakan secara efektif. Ia menegaskan bahwa percuma memiliki uang banyak jika disimpan saja, karena hal tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi melambat. Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah daerah untuk mempercepat belanja yang menyasar kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi rumah tangga yang merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi .antaranews.com
Terkait dengan NTB, meskipun pada Triwulan II 2024 ekonomi NTB mencatatkan pertumbuhan sebesar 11,06%, yang merupakan pertumbuhan tertinggi kedua secara nasional setelah Papua Barat, pada Triwulan I 2025, perekonomian NTB mengalami kontraksi sebesar -1,47% (yoy) . Kontraksi ini disebabkan oleh penurunan ekspor sebesar -41,05% dan penurunan sektor pertambangan sebesar -30,14% .
Dalam menghadapi tantangan ini, Tito menekankan pentingnya pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi dan perbaikan dalam pengelolaan anggaran serta mempercepat realisasi belanja yang produktif. Ia berharap dengan langkah-langkah tersebut, NTB dapat memperbaiki kinerjanya dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masa mendatang.
Kesimpulan
Mendagri Tito Karnavian menyoroti rendahnya capaian pertumbuhan ekonomi di NTB, yang berada di posisi dua terbawah secara nasional pada tahun 2025. Ia menekankan pentingnya sektor swasta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan mengingatkan pemerintah daerah untuk mempercepat belanja yang menyasar kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Meskipun NTB mencatatkan pertumbuhan tinggi pada Triwulan II 2024, kontraksi pada Triwulan I 2025 menunjukkan perlunya evaluasi dan perbaikan dalam pengelolaan anggaran serta realisasi belanja yang produktif. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan NTB dapat memperbaiki kinerjanya dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masa mendatang.
Tinggalkan Balasan