
GOBANNEWSINDONESIA.COM – Potensi Kopi, Kawasan Lembantongoa Siap jadi Pusat Ekonomi Baru
Lembantongoa, Sigi – Di tengah geliat pembangunan wilayah transmigrasi, sebuah kabar membanggakan datang dari Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Seorang pelaku usaha tani muda, Iftitah, berhasil mengungkapkan bahwa hasil panen kopi robusta di kawasan ini kini mencapai 200 kilogram per bulan, dengan harga jual stabil di kisaran Rp65.000 per kilogram.
Potensi ini bukan hanya mencerminkan keberhasilan pertanian di wilayah transmigrasi, tetapi juga menjadi sinyal kuat bahwa Lembantongoa siap tumbuh sebagai pusat ekonomi baru berbasis pertanian.
📈 Produktivitas dan Nilai Ekonomi
Dengan produksi bulanan mencapai 200 kg dan harga jual Rp65.000/kg, potensi pendapatan yang dihasilkan dari panen kopi mencapai sekitar Rp13.000.000 per bulan. Nilai ini cukup signifikan bagi petani lokal, terutama dalam konteks wilayah yang dulunya belum berkembang secara optimal.
Menurut Iftitah, pencapaian ini tidak lepas dari kerja sama antara petani lokal, pendamping desa, dan pihak pemerintah yang mendukung pelatihan serta pemeliharaan lahan secara berkelanjutan.
🌱 Harapan dan Visi Ekonomi Desa
Lebih dari sekadar hasil panen, Iftitah menegaskan bahwa kopi Lembantongoa punya peluang besar untuk menembus pasar lokal dan nasional, terutama karena cita rasa yang khas dan lingkungan tanam yang masih alami. Ia bertekad menjadikan kopi sebagai komoditas unggulan desa sekaligus penggerak ekonomi masyarakat.
Ke depan, Iftitah dan para petani berharap adanya:
- Dukungan pengolahan pasca-panen seperti alat roasting dan packaging
- Akses pasar lebih luas melalui koperasi atau platform digital
- Kemitraan dengan pelaku usaha atau investor
💬 Suara dari Lapangan
“Kopi ini bukan hanya hasil dari tanah, tapi juga hasil dari tekad kami membangun masa depan desa. Kami ingin Lembantongoa dikenal bukan hanya sebagai kawasan transmigrasi, tapi sebagai penghasil kopi unggulan Sulawesi Tengah,” ujar Iftitah.
✅ Kesimpulan
Kisah Iftitah dan para petani kopi di Desa Lembantongoa menunjukkan bahwa kawasan transmigrasi memiliki potensi ekonomi besar jika dikelola dengan baik. Dengan produksi mencapai 200 kg kopi per bulan dan harga yang kompetitif, Lembantongoa kini bersiap menjadi kawasan pertanian unggulan dan pusat ekonomi baru di wilayah Sigi.
Dukungan yang berkelanjutan, penguatan rantai nilai, dan promosi produk lokal akan menjadi kunci sukses dalam mewujudkan visi ini. Dari desa kecil di lereng Sigi, aroma perubahan dan kemajuan mulai tercium lewat secangkir kopi lokal yang membanggakan.
Tinggalkan Balasan