
GOBANNEWSINDONESIA.COM – Pemerintah di Minta Melakukan Hal Ini Untuk Gejot Pertumbuhan Ekonomi
Pada kuartal I tahun 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat hanya mencapai 4,87%, tidak berhasil menembus target psikologis 5% seperti yang diharapkan oleh pemerintah dan pelaku ekonomi. Angka ini menunjukkan sinyal perlambatan yang perlu menjadi perhatian serius, terutama di tengah tantangan ekonomi global dan domestik.
Meskipun pertumbuhan tetap positif, pencapaian tersebut dianggap belum cukup kuat untuk menopang target tahunan dan pemulihan ekonomi pasca pandemi serta tekanan eksternal seperti gejolak geopolitik, harga komoditas yang fluktuatif, dan ketidakpastian pasar global.
Respons DPR: Koordinasi Kebijakan Harus Diperkuat
Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, menilai bahwa perlambatan ini menunjukkan perlunya penguatan koordinasi antar lembaga pembuat kebijakan, baik di tingkat fiskal maupun moneter.
Menurutnya, perencanaan makroekonomi perlu dikelola secara lebih terpadu agar kebijakan fiskal dari Kementerian Keuangan, kebijakan moneter dari Bank Indonesia, dan kebijakan sektoral dari kementerian/lembaga lain bisa saling melengkapi, bukan berjalan sendiri-sendiri.
“Pertumbuhan 4,87% ini menjadi peringatan agar kita memperkuat sinergi dan soliditas antarlembaga kebijakan ekonomi. Tanpa koordinasi yang kuat, pemulihan bisa berjalan tidak optimal,” ujar Misbakhun.
Faktor yang Mempengaruhi Perlambatan
Beberapa faktor yang diduga turut memengaruhi capaian pertumbuhan di bawah 5% ini antara lain:
- Investasi yang belum pulih sepenuhnya karena masih menunggu stabilitas politik pasca pemilu.
- Konsumsi rumah tangga melambat, terutama di kelas menengah bawah akibat tekanan harga.
- Ekspor melemah karena permintaan global yang stagnan dan harga komoditas utama menurun.
- Realiasi belanja negara yang belum optimal di awal tahun, seperti tren yang biasa terjadi pada kuartal I.
Langkah yang Diperlukan ke Depan
Untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi di kuartal berikutnya, diperlukan:
- Akselerasi realisasi belanja negara, khususnya belanja infrastruktur dan sosial.
- Peningkatan efektivitas stimulus fiskal, agar lebih tepat sasaran dan berdampak langsung pada daya beli masyarakat.
- Kebijakan moneter yang akomodatif tapi hati-hati, menjaga keseimbangan antara inflasi dan pertumbuhan.
- Perbaikan iklim investasi, baik dalam penyederhanaan regulasi maupun kepastian hukum.
- Koordinasi lintas sektor dan lembaga yang solid dan terukur.
Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 sebesar 4,87% menjadi sinyal perlunya evaluasi dan perbaikan koordinasi kebijakan ekonomi nasional. Menurut Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, soliditas antarlembaga pembuat kebijakan adalah kunci untuk mengoptimalkan momentum pemulihan dan menjaga keberlanjutan pertumbuhan ke depan.
Tanpa sinergi yang kuat antara fiskal, moneter, dan sektor riil, pertumbuhan ekonomi Indonesia berisiko tertahan dan tidak mampu menghadapi tekanan global dengan optimal. Oleh karena itu, langkah cepat dan terkoordinasi perlu segera diambil untuk mendorong pertumbuhan yang lebih berkualitas dan inklusif di kuartal-kuartal selanjutnya.
Tinggalkan Balasan