
GOBANNEWSINDONESIA.COM – NTT dan Timor Leste Bahas Penguatan Ekonomi Perbatasan
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, menggelar pertemuan strategis dengan Wakil Perdana Menteri Timor Leste, Mariano Assanami Sabino, pada awal Juli 2025. Pertemuan ini berlangsung di Kupang dan menjadi simbol kuat kerja sama lintas negara yang berbasis wilayah perbatasan.
Fokus utama pembahasan adalah peningkatan kerja sama ekonomi di kawasan perbatasan, khususnya antara wilayah NTT di Indonesia dan Oecusse di Timor Leste. Keduanya menyadari pentingnya menjadikan kawasan perbatasan bukan sebagai batas pemisah, melainkan sebagai jembatan pembangunan ekonomi dan sosial.
🔍 Poin-Poin Strategis yang Dibahas
- Penguatan Konektivitas Transportasi
- Direncanakan pembukaan jalur bus Kupang–Dili dan optimalisasi pelabuhan di wilayah perbatasan.
- Pengembangan rute laut internasional melalui PLBN (Pos Lintas Batas Negara) Mota’ain.
- Kemudahan Pelintasan Warga Perbatasan
- Pemerintah kedua pihak sepakat mempermudah syarat pelintasan agar aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat lintas batas bisa berjalan lancar.
- Peningkatan Volume Perdagangan
- Data 2023 menunjukkan bahwa lebih dari 70% ekspor non-migas NTT ditujukan ke Timor Leste.
- Produk unggulan yang diperdagangkan termasuk hasil pertanian, peternakan, dan perikanan.
- Dukungan untuk UMKM dan Pelaku Usaha Lokal
- Kedua belah pihak mendorong kolaborasi UMKM melalui ekspor produk kreatif dan kerajinan.
- KADIN NTT dan mitra dagang Timor Leste didorong membentuk jaringan bisnis bersama.
🤝 Komitmen Kerja Sama Jangka Panjang
Gubernur Melki Laka Lena menegaskan bahwa NTT siap menjadi mitra utama dalam pembangunan ekonomi kawasan timur Indonesia, termasuk membangun ekosistem perdagangan sehat dengan Timor Leste. Di sisi lain, Wakil PM Mariano Sabino menyambut baik dukungan NTT dan menyatakan kesiapan Timor Leste untuk meningkatkan hubungan bilateral berbasis kepentingan rakyat di perbatasan.
Kesimpulan
Pertemuan antara Gubernur NTT dan Wakil Perdana Menteri Timor Leste menandai langkah konkret menuju ekonomi perbatasan yang inklusif dan produktif. Dengan mengedepankan kerja sama transportasi, perdagangan, dan UMKM, wilayah perbatasan yang selama ini dianggap terbelakang justru disiapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat hubungan Indonesia–Timor Leste, tetapi juga membuka peluang baru bagi masyarakat lokal untuk meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan.
Tinggalkan Balasan