
GOBANNEWSINDONESIA.COM – Murid Baru Sekolah Rakyat Cimahi, Merajut Mimpi di Tengah Himpitan Ekonomi
Di tengah tantangan ekonomi dan keterbatasan akses pendidikan, seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun asal Kampung Cigugur RT 03/05, Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, membuka lembaran baru dalam hidupnya. Setelah menyelesaikan pendidikan di bangku sekolah dasar (SD), ia bersiap untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) Kota Cimahi — sebuah sekolah dengan sistem asrama yang diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Langkah Berani di Tengah Keterbatasan
Bocah ini adalah satu dari ratusan siswa yang berhasil lolos seleksi masuk Sekolah Rakyat, program pendidikan gratis yang digagas pemerintah untuk membantu anak-anak yang tidak tertampung di sekolah negeri atau swasta karena kendala ekonomi. Ketika peluang ke sekolah negeri tertutup, keluarganya tidak menyerah. Dukungan penuh dari orang tua menjadi bekal semangat bagi sang anak untuk menimba ilmu demi masa depan yang lebih baik.
Tinggal di Asrama: Mandiri Sejak Dini
Keputusan untuk tinggal di asrama bukanlah hal mudah bagi anak seusia 13 tahun. Ia akan berpisah dari orang tua dan mulai hidup mandiri bersama teman-teman baru yang berasal dari berbagai daerah. Asrama Sekolah Rakyat tidak hanya menyediakan tempat tinggal, tapi juga membentuk kedisiplinan, karakter, dan rasa kebersamaan.
Fasilitas yang diberikan cukup layak: kamar tidur bersama, ruang belajar, dan pengawasan dari pembina yang siap membimbing mereka dalam kehidupan sehari-hari. Lingkungan ini diharapkan menjadi tempat tumbuhnya generasi muda yang tangguh, jujur, dan siap bersaing di masa depan.
Sekolah Rakyat: Pendidikan yang Mengubah Nasib
Program Sekolah Rakyat hadir sebagai jawaban atas kebutuhan pendidikan dasar yang merata dan terjangkau. Dengan kurikulum yang padat, pendampingan belajar yang intensif, dan lingkungan yang mendukung, sekolah ini dirancang untuk menciptakan siswa yang tak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga mandiri dan berakhlak baik.
Selain pelajaran umum, siswa juga dibekali pendidikan karakter, keterampilan hidup, serta pelatihan keterampilan vokasional sederhana. Hal ini memberikan nilai tambah, terutama bagi siswa dari keluarga yang sulit secara finansial.
Harapan Orang Tua dan Mimpi Anak
Orang tua dari bocah tersebut, meski hidup dalam kondisi ekonomi pas-pasan, tetap memiliki semangat besar untuk pendidikan anaknya. Mereka berharap bahwa lewat Sekolah Rakyat, sang anak bisa meraih cita-cita yang mungkin selama ini terasa jauh karena keterbatasan.
Baginya, tinggal di asrama bukanlah akhir dari kebersamaan, melainkan awal dari perjuangan baru untuk menata masa depan.
Kesimpulan
Kisah bocah 13 tahun dari Kampung Cigugur ini adalah potret nyata bahwa pendidikan adalah jalan keluar dari kemiskinan. Meski lahir dalam keterbatasan, dengan dukungan keluarga dan program pendidikan inklusif seperti Sekolah Rakyat, anak-anak seperti dia tetap bisa bermimpi dan berusaha mewujudkannya.
Program Sekolah Rakyat memberi harapan baru, tak hanya untuk siswa, tetapi juga bagi keluarga yang selama ini merasa terpinggirkan oleh sistem. Tinggal di asrama bukan sekadar perubahan tempat tinggal, melainkan lompatan awal menuju kehidupan yang lebih baik — melalui disiplin, pembelajaran, dan kerja keras.
Tinggalkan Balasan