
GOBANNEWSINDONESIA.COM – DIRUT BSI : Ekonomi Syariah Harus Jadi Arus Utama Pembangunan Nasional
1. Potensi yang Masif
Indonesia, dengan populasi Muslim mencapai sekitar 88%, memiliki ruang besar untuk mengembangkan ekonomi syariah. Namun, penetrasi perbankan syariah masih rendah—hanya sekitar 8–9% dari total sistem perbankan Potensi pasar syariah dapat semakin terdorong dengan literasi dan inklusi yang lebih luas.
2. Kepemimpinan BSI
Di bawah kepemimpinan Dirut BSI Anggoro Eko Cahyono, BSI aktif menginisiasi event dan kolaborasi strategis:
- BSI International Expo 2025 di JCC: mengangkat tema ‘Engaging Indonesia in the Global Halal Industry’ dan memperkenalkan sektor seperti halal lifestyle, emas, dan bisnis haji/umrah
- Kolaborasi dengan Bappenas: BSI mendukung digitalisasi dan pengelolaan dana sosial syariah untuk program prioritas nasional
Melalui inisiatif ini, BSI memperlihatkan diri sebagai pemimpin industri syariah dan katalisator transformasi ekonomi nasional berkelanjutan.
3. Penopang Pembangunan Ekonomi Nasional
Pemerintah, melalui Wapres dan kementerian terkait, menempatkan ekonomi syariah sebagai pilar kebijakan nasional:
- Termuat dalam RPJPN 2025–2045 dan RPJMN 2025–2029, dengan fokus untuk mencapai pertumbuhan inklusif, berkelanjutan, pemerataan, dan stabilitas ekonomi
- Wapres Ma’ruf Amin menegaskan bahwa perbankan syariah harus menjadi “jangkar” penggerak ekonomi dan keuangan syariah, memperluas inklusi dan literasi, serta memperkuat kelembagaan dan digitalisasi
- Menteri dan pejabat negara menekankan pentingnya akselerasi syariah agar dapat berkontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional → pertumbuhan globalisasi syariah, inklusi UMKM, dan industri halal .
4. Inovasi & Transformasi Digital
BSI mendorong inovasi produk seperti tabungan emas, layanan digital (BEWIZE, BYOND), serta Muslim Consumption Index guna mendukung inklusi keuangan. Strategi ini dapat mendorong pertumbuhan industri syariah lebih cepat dibanding perbankan konvensional.
5. Tantangan & Langkah Strategis
Meskipun momentum semakin kuat, perlu diperhatikan:
- Literasi halal dan sinergi regulasi masih harus ditingkatkan
- Digitalisasi dan SDM perbankan syariah perlu ditingkatkan secara cepat
- Harmonisasi sertifikasi halal dan kerja sama internasional menjadi kunci daya saing global
Kesimpulan
Ekonomi syariah di Indonesia berada di titik kritis. Dengan modal demografi besar, dukungan regulasi, serta inovasi dari institusi seperti BSI, potensi menjadi arus utama pembangunan ekonomi nasional terbuka lebar. Aksi nyata—meliputi digitalisasi, literasi, pengembangan produk, dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan—diperlukan untuk menjadikan ekonomi syariah sebagai tulang punggung pertumbuhan.
BSI, dibawah kepemimpinan Anggoro Eko Cahyono, sedang memimpin transformasi ini. Bila momentum ini dijaga dan dikembangkan bersama, ekonomi syariah dapat menjadi motor penting menuju Indonesia Emas 2045: inklusif, adil, berkelanjutan, dan kompetitif global.
You may also like
Arsip
Calendar
S | S | R | K | J | S | M |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | |
7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 |
14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 |
21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 |
28 | 29 | 30 | 31 |
Tinggalkan Balasan