
GOBANNEWSINDONESIA.COM – IMF Peringatkan : Serangan AS ke Iran Bisa Perburuk Ketidakpastian Global
Peringatan terbaru dari International Monetary Fund (IMF) menunjukkan bahwa potensi AS melancarkan serangan militer ke Iran bisa menjadi pemicu eskalasi serius di Timur Tengah β dan efeknya bisa terasa hingga tingkat global.
π 1. Ketidakpastian Global Semakin Tinggi
IMF menyoroti bahwa aksi militer oleh AS ke Iran akan meningkatkan ketidakpastian global, memperumit pemulihan ekonomi pasca-pandemi, serta memperburuk ketegangan perdagangan dan energi . Kondisi seperti ini bisa menggoyang kepercayaan investor dan memperlambat pertumbuhan.
π‘ 2. Lonjakan Harga Energi
- Harga minyak dunia sudah merespons: Brent crude sempat melonjak hingga 11β―% setelah serangan Israel ke fasilitas Iran, dan tetap tinggi karena ancaman penutupan Selat Hormuz .
- IMF memperkirakan kenaikan harga minyak sebesar 15β―% akan menaikkan inflasi global sebesar 0,7β―persen poin, memberi tekanan pada konsumsi & investasi
π 3. Dampak pada Pertumbuhan Ekonomi Dunia
- Lonjakan energi bisa memicu inflasi, memaksa bank sentral menunda penurunan suku bunga, bahkan menaikkannya
- Ketidakpastian ini menurunkan pertumbuhan global IMF β sekarang diprediksi sekitar 2,8β2,9β―% .
- Bank Dunia juga menurunkan perkiraan pertumbuhan 2025 menjadi 2,3β―%, mencerminkan ranah ketidakpastian ekonomi dunia .
π 4. Risiko Ekonomi Jangka Pendek vs Jangka Panjang
Menurut Financial Times dan Reuters, kekhawatiran mengenai gangguan pasokan minyak akibat konflik jarang berlangsung lama. Namun jika Selat Hormuz ditutup, harga bisa naik mendadak hingga $130+ per barel, dan inflasi global bisa melonjak ke 6β―%
Meski pasar saham biasanya pulih setelah guncangan awal, efek berkepanjangan dapat menahan investasi dan konsumsi .
Kesimpulan
- Kenaikan harga energi akibat skenario militer di Timur Tengah dapat menyulut inflasi global dan memaksa bank sentral memperketat kebijakan moneter.
- Pertumbuhan ekonomi dunia terancam melambat, karena ketidakpastian tinggi menahan konsumsi dan investasi.
- Gangguan nyata, seperti penutupan Selat Hormuz atau konflik jangka panjang, bisa memicu guncangan harga dan risiko stagflasi mendalam.
Tinggalkan Balasan