
GOBANNEWSINDONESIA.COM – Tanda Ekonomi Semakin Sulit , Terlihat dari Paylater – Pinjol
Menurut survei terbaru dari YouGov Indonesia, terjadi peningkatan signifikan jumlah masyarakat yang menggunakan skema buy now pay later (BNPL) dan pinjaman online (pinjol/pindar) akhir-akhir ini. Peningkatan ini sejalan dengan data OJK: penyaluran kredit BNPL naik ~42–46 % YoY, sementara outstanding pinjol tumbuh hampir 30 %—mencapai Rp78–80 triliun awal 2025 .
🏠 Tekanan Ekonomi: Akar Dorongan Masyarakat
Faktor utamanya adalah ketatnya kondisi ekonomi: inflasi, deflasi padat barang kebutuhan pokok, penurunan daya beli, dan PHK massal. Hal ini mendorong masyarakat—khususnya kaum muda dan keluarga—untuk mencari akses dana cepat tanpa agunan . YouGov mencatat mayoritas responden memilih pinjaman daring sebagai solusi sehari-hari saat dana menipis mendekati akhir bulan.
🚨 Risiko yang Mengintai
Meski masih dalam batas aman, OJK mencatat adanya kenaikan rasio kredit macet (NPF > 2–3 %) untuk BNPL dan pinjol . Temuan YouGov juga menunjukkan banyak pengguna mengaku “terjebak” karena skema cicilan mudah—terutama di kalangan mahasiswa dan anak muda
“Wanjir paylater … kalau buat mahasiswa … long run bakal pengaruh ke gaya hidup/spending mereka”
Akibatnya, perangkap utang konsumtif makin terbuka lebar—bukan untuk hal produktif, tetapi kebutuhan sehari-hari, baju, paket data, atau gaya hidup instan.
💡 Pelajaran & Rekomendasi
- Tingkatkan literasi finansial. Survei OJK menunjukkan literasi keuangan masyarakat masih di kisaran 65 %, artinya masih banyak yang meminjam tanpa memahami risikonya
- Bijak memilih platform legal. Transisi peminjam dari pinjol ilegal ke legal menandakan perubahan positif
- Gunakan BNPL/Pinjol secara fungsi, bukan gaya hidup. Alat ini harusnya bantu saat mendesak, bukan karena FOMO atau gaya hidup.
- Regulator & penyedia harus tingkatkan proteksi pengguna—informasi bunga, peringatan cicilan, kejelasan perjanjian sangat diperlukan .
Kesimpulan
Survei YouGov Indonesia dan data OJK menunjukkan tren naiknya jumlah masyarakat—terutama generasi muda dan keluarga—yang menggunakan BNPL dan pinjol sebagai sokongan keuangan di tengah situasi ekonomi sulit. Meskipun legal dan mudah diakses, fasilitas ini menyimpan risiko utang konsumtif dan kredit macet jika tidak digunakan dengan hati-hati.
Kuncinya:
- Naikkan literasi finansial,
- Pilih platform resmi,
- Gunakan dengan tujuan jelas,
- dan pantau regulasi agar terlindungi.
Dengan cara ini, masyarakat bisa memanfaatkan BNPL/pinjol sebagai jembatan, bukan jebakan dalam menghadapi tantangan ekonomi.
Tinggalkan Balasan